Friday, October 31, 2008

Sadar Narimo, Dari Penjaga Malam sampai Wakil Ketua Komisi A DPRD Sleman



Asmo mowo donga, sebuah ungkapan bijaksana Jawa yang artinya nama seseorang adalah merupakan doa dan ungkapan perasaan yang terdalam serta pengharapan yang kuat dari orang tua, mungkin itulah messages yang dialamatkan orang tua dari Sadar Narima bahwa hidupnya haruslah bisa menyadari dan menerima keadaan apapun yang dihadapinya. Dan sepertinya harapan itu tidaklah terlalu meleset jauh dari apa yang “digadhang-gadhang”.

Pria 36 tahun, Bapak dari Panji Adi Narima dari sang istri Ruli Astiwi ini tinggal di Tegal Donon, Sumberarum, Moyudan Sleman, dalam kesehariannya pria pekerja keras ini lahir dan besar dari sebuah keluarga sederhana dengan 5 orang bersaudara, bahkan diusianya ke 8 tahun telah ditinggalkan selama-lamanya sosok ayahnya Almarhum Ngabdi Tunggal.

Dan dari sinilah perjuangan panjang dan berlikunya untuk menapaki hari-hari yang penuh dengan rintangan dan perjuangan dilaluinya, namun itu semua dilakoninya bersama keluarga besarnya sebagai sebuah batu ujian dari Allah untuk mencapai sebuah tingkatan yang lebih mulia.

Hari-harinya dilalui dengan kerja keras serta belajar dengan tekun, SDnya di SDN Setran diselesaikan dengan lancar dan melanjutkan ke MTS Negeri Godean serta lulus pada tahun 1987 dengan predikat, namun kehendak keadaan mengharuskannya untuk menunda keinginan Sadar untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi hal ini karena ketiadaan biaya, sementara dua kakak dan dua adiknya pada saat bersamaan juga harus sekolah. Dari kondisi inilah kesadarannya tumbuh secara kuat untuk bisa memperoleh biaya dengan cara kerja keras namun halal meskipun harus menyediakan tenaganya untuk tetangga untuk sejumlah imbalan uang. Hasilnya kemudian diwujudkannya untuk membeli sebuah sepeda dan dari sepeda digunakannya untuk mulai menggelindingkan jalinan roda rezeki yang lain untuk berdagang secara kecil-kecilan mulai dari menyetor telur ayam, ayam kampong, beras dan segala hal yang berhubungan dengan warung makan di Yogya.

Setahun kemudian 1988 Sadar mulai masuk ke jenjang MAN I Yogyakarta dan selanjutnya 18 kilometer jalanan ia arungi bersama sepeda kesayangannya dari Donon ke MAN I Yogya, simbah peluh, panas matahari, deraan hujan adalah hal menjadi teman yang senantiasa mengiringi ayunan roda-roda sepeda kehidupannya yang senantiasa menggelindingkan harapan dan asa. Kehidupannya selaku siswa dan selaku pebisnis berjalan seiring sejalan, tidak sedikit rintangan bahkan ejekan, cemooh dari teman-temannya namun itupun tidak menyurutkan semangatnya, bahkan banyak pula yang bersimpati dengan perjuangan hidupnya dan hasilnya MAN I berhasil ditamatkannya dengan sukses.

Namun kenginannya untuk kuliah masih juga terbentur kenyataan biaya, dan ketika sebuah kesempatan untuk menjadi penjaga malam di studi STupa, Arsitektur UGM dari seorang tetangganya, meski hanya dengan upah Rp.25.000 perbulan dilakoninya dengan sepenuh hati. Tugas dimalam hari sebagai penjaga studio itupun disambi dengan membaca berbagai buku untuk persiapan masuk ujian PTN tahun berikutnya, disiang haripun dilakoninya dengan tetap berbisnis dengan berbagai kebutuhan warung makan.

Tahun 1992 setelah setahun menjadi penjaga studio stupa UGM, akhirnya Sadar bisa diterima di IAIN Sunan Kalijaga Jurusan Pengadilan Agama Fakultas dan tahun berikutnya 1993 iapun diterima di Fakultas Hukum UGM, sebuah prestasi yang membanggakan apalagi untuk ukuran anak desa kebanyakan seperti dirinya, sungguh sebuah anugerah yang besar dari Allah SWT.

Kesibukan kuliah didua tempat inipun juga masih disambung dengan kerja kerasnya berjualan lele dumbi dan beras, seiring berjalannya waktu kerja keras itupun membuahkan hasil antara lain sepeda motor untuk memperluas kegiatannya , bahkan tahun 1995 berama keluarga besarnya iapun merintis usaha penggilingan padi dan warung makan Tamba Kangen di Timur RS PKU Muhammadiyah Nanggulan Kulon Progo, Foto Kopi dll. Bahkan sampai sekarangpun Sadar sering bisa ditemui diwarung Tamba Kangen disela kesibukannya.

Gelar SAgpun akhirnya diraihnya dari IAIN Sunan Kalijaga dan Sarjana Hukum dari UGM menyusul pada 1 Desember 2004.

Riwayat Organisasi, Merangkak dari Bawah sampai mengemban Amanah di Kursi Dewan.

Perjalanan hidup seseorang adalah sebuah proses panjang dari berbagai mozaik peristiwa yang terangkai menjadi sebuah untaian sejarah, namun terkadang pula kita tidak melihat proses itu secara utuh, kadang hanya melihat hasil akhir dan buah dari proses tersebut dan terkadang tidak tahu proses input dan berbagai dinamika yang menghasilkan output sebagaimana yang dialami Sadar, output saat ini adalah hasil dari berbagai rintisan yang telah dilaluinya sejak remaja dari berbagai pengalaman dan gemblengan organisasi social kemasyarakatan maupun keagamaan yang digelutinya. Jadi bukan lahir dari sebuah proses dadakan, karbitan namun benar-benar dirintis dari bawah dan secara alamiah memang telah teruji dan memang layak untuk bertahan dan survive.

Riwayat organisasi secara non formal adalah aktifitasnya dalam kegiatan Kajian Keislaman bersama teman-teman sebayanya di Masjid Donon, kemudian secara formal di Pemuda Muhammadiyah Ranting Donon dan beberapa lama menggeluti Islam di Pesantren Kedung Banteng dibawah asuhan Kyai Sobari. Semenjak di MTSN Godean di 1984 PII ( Pelajar Islam Indonesia ) sudah dikenalnya sampai lulus MAN I. Phashadja Mataram juga menjadi pelabuhan kegiatannya yang lain disamping di Pemuda Muhammadiyah Cabang Moyudan dan Pimpinan DAerah Pemuda Muhammadiyah Sleman sampai sekarang, bahkan ia menduduki Ketua Bidang Hikmah, Hukum, HAM dan Kebijakan Publik Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Sleman 2005-2010 serta Sekretaris Lembaga Hukum dan HAM Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sleman 2005-2010.

Era Reformasi dan berdirinya partai baru, Sadar sebagai Aktifis Pemuda Muhammadiyah diberi amanat sebagai ketua DPRt PAN Sumberarum dan pada Muscab DPC PAN Moyudan tahun 2000 terpilih sebagai ketua DPC PAN Moyudan. Aktifitasnya yang tinggi dalam kemasyarakatan maka dalam pengisian anggota BPD ( Badan Perakilan Desa ) Sumberarum, Sadarpun terpilih dan mengisi Pokja Pemerintahan.

Akhirnya Sadar Narimo dengan perjuangan bersama rekan dan semua komponen masyarakat bisa menduduki kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sleman pada tahun 2000 dari daerah pemilihan Sleman VI mewakili PAN.

Selama menjadi anggota Dewan Sleman, Sadar berupaya untuk mencermati dan mengkriitisi berbagai kebijakan eksekutif di Sleman, karena dirasanya masih banyak kebijakan yang kurang tepat maka seorang anggota legislative harus lebih peka dan jeli dalam melihat berbagai permasalahan, ekonomi, social, politik budaya yang berkembang dimasyarakat. Apabila eksekutif dan legislative bisa lebih dekat dengan masyarakat maka berbagai kebijakan itu akan lebih menjawab berbagai permasalahan dibawah.

Sebagai seorang anggota Dewan dari Partai Amanat Nasional yang lahir dari rahim reformasi dan dibidani oleh Muhammadiyah, maka bagi Sadar konsistensinya adalah sebagai anggota dewan yang boleh dan wajib untuk dikontrol baik oleh partainya maupun masyarakat yang diwakili dan memilihnya. Anggota Dewan harus bisa menunjukkan tanggungjawabnya sebagai wakil rakyat, melalui kerja keras dan bersikap tegas, cerdas, bermoral dan dapat dipercaya dalam proses-proses pengambilan kebijakan yang menyangkut public (orang banyak). Dengan demikian anggota dewan layak dijadikan contoh dalam melakukan proses-proses politik bagi kader partainya dan juga menjadi contoh yang baik dalam kehidupan bermasyarakat.

Salah satu Tolok ukur keberpihakan kepada kepentingan public dari seorang Sadar Narimo dalam kapasitasnya selaku anggota Dewan dapat dilihat dari seberapa banyak wacana yang disampaikannya berada dalam ranah public, dalam hal ini media massa berupa media cetak atau paling tidak pernah mengisi lembaran ranah wacana public di media massa, seberapapun dan sekecil apapun kontribusinya dan dalam catatan terdapat sekitar 60-an catatan media (selengkapnya bisa diakses di www.sadarnarimo2009.blogspot.com ) dengan berbagai variasi wacana yang beredar.

Ujian demi ujian hidup telah dilalui dan Insya Allah Sadar lulus, bahkan ketika harus melakukan pergantian antar Waktu ( PAW) dengan H. Hadi Suprapto dari Godean pada pertengahan 2007 pun bisa diterima dengan lapang dada, “ Insya Allah ini adalah ujian bagi saya untuk naik kelas yang lebih baik lagi” itu tekadnya pada sebuah kesempatan.

Jadi, secara kualitas pribadi seorang Sadar Narimo bisa dikatakan telah “lulus” dalam ujian kehidupan baik ketika sedang dalam kesusahan maupun ketika sedang diuji dalam kesenangan, kedudukan dan sebagainya. Itulah sosok yang mempunyai integritas dan kosistensi serta dedikasi dan kerja keras untuk memberikan yang terbaik potensi dirinya kepada masyarakat melalui peran-peran politiknya sebagai seorang Calon Anggota Legislati DPRD Propinsi DIY mewakili Daerah Pemilihan Sleman.

3 comments:

aiwan said...

Jadi, secara kualitas pribadi seorang Sadar Narimo bisa dikatakan telah “lulus” dalam ujian kehidupan baik ketika sedang dalam kesusahan maupun ketika sedang diuji dalam kesenangan, kedudukan dan sebagainya. Itulah sosok yang mempunyai integritas dan kosistensi serta dedikasi dan kerja keras untuk memberikan yang terbaik potensi dirinya kepada masyarakat melalui peran-peran politiknya sebagai seorang Calon Anggota Legislati DPRD Propinsi DIY mewakili Daerah Pemilihan Sleman.

Trus ro,gamplong py massssssss
koq lali
Nek wes dadi
Py q ??

Unknown said...

Sukses selalu Kang Sadar Narimo menjadi pemimpin yang lahir dari bawah dan penuh perjuangan berliku. Salam kenal dari saya nggih.
Supadiyanto, M.I.Kom.
Komisioner KPID DIY 2014-2017
Sragan Sendangmulyo Minggir Sleman Yogyakarta
e-mail: padiyanto@yahoo.com Kontak: 08179447204

Unknown said...

Assalamualaikum pak sadar saya Dian penyandang difabel saraf gerak ibu rumah tangga,anak saya 1 sekolah TK A sekarang umur 5 lebih 3 bln ,suami saya buruh harian kepas yg penghasilan tdk menentu .saya blm dpt bantuan pkh dari pwmerintah ,,mohon di bantu saya rmhnya di sumberrahayu.